Stalking dan memori

10:07 AM

Kalau di post yang sebelumnya aku pure ngomel, di post kali ini aku mau sharing aja sih. Nggak tau deh, aku lagi mood ngebahas sesuatu diluar beauty. Biar kita bisa akrab <3 *cium jauh*

Pada sadar nggak sih kalo aku selalu nulis kalau aku ini stalker di profil setiap social media yang aku punya? Buat yang tau-tau aja ya. Iya, aku ngaku banget kalo aku ini stalker. Kalo lagi nganggur, aku suka banget buka-buka social media orang orang. Mulai dari yang aku kenal, sampe yang ga tau banget itu siapa.

Gara-gara itu, aku jadi tau gosip masa kini. Gosip soal artis maksudnya. Baiklah, aku penikmat akun gosip Lambe Turah.

Tapi sekarang aku nggak lagi pengen bahas soal gosip-gosipan itu. Aku mau bahas kalo katanya, semakin sering stalking semakin susah move on. Hmm.. nggak juga sih. Tergantung sebenernya. Yang bikin move on apa nggak itu lo bukan stalkingnya, tapi kamunya. Dan tujuan stalkingnya hahaha...

Kalau jaman sekarang itu kayaknya stalking itu aib banget. Baik bagi yang stalking atau yang profilnya di stalking-in.

source: quickmeme.com
Misal, yang stalking maju mundur mau follow apa nggak profil orang yang di stalking. Atau stalk secara hati-hati supaya nggak kepencet like. Kalau menurutku, santai aja kali ah. 

Kalau kamu takut lebih baik nggak usah stalking. Itu tandanya kamu masih belum move on dari apa yang terjadi sama yang bersangkutan. Kalau kasusnya masih belum move on, lebih baik kurang-kurangin rasa ingin stalking. Malah jadinya nggak baik buat kesehatan jiwa.

Tapi kalau kamu nggak punya motif lain, harusnya ya udah sih kenapa emang kalau kepencet like? Apalagi kalo fotonya memang bagus. Memang nggak boleh ngelike? Nggak boleh follow kalau memang kamu segitu keponya atau feeds nya bagus?

Sedangkan buat yang di stalk, terkadang mereka GR kalau foto lama di like berarti itu orang ngestalk karena naksir, iri, mantannya mantan, atau apalah. Aku kasih tau ya buat kamu yang suka merasa begini: Yaelah bos

Terus kenapa kalau mereka like foto lamamu? Berarti bagus dong fotomu. Terus kenapa kalau mereka stalk profilmu? Mungkin kehidupanmu menarik buat diikuti. Berbahagialah. Kecuali orang itu sudah sampai taraf membahayakan misal: pakai fotomu buat akun palsu or something. 

Aku kalo stalking di socmed nggak pandang bulu. Yang kebetulan keinget atau nggak sengaja lihat aja. Contohnya: mantan. (Yhaaa... ini contoh yang ekstrim)

Ah nggak juga (source: kekopedia.com)

Entah kenapa beberapa hari yang lalu aku stalking social media mantan. Mantan yang mana aja lah. Hahaha... nggak tau deh kenapa, tiba2 nemu aja. Aku takut ketahuan? Nggak. Orang aku langsung terang-terangan mencet FOLLOW kok. Kalaupun dia tau aku stalking dia, terus kenapa? Ngaruh di hidup dia? Paling dia cuma oh...cukup tau aja. Atau malah notifnya ketindih likes dari teman-temannya.

Aku nggak peduli sih mereka mikir apa kalau aku like foto lamanya, atau tiba-tiba aku follow. Ya suka suka aku sih. 

Aku jujur aja ya, aku kangen lho sama orang-orang yang datang dikehidupanku. Nggak cuma mantan, temen-temen yang dulu akrab sekarang udah nggak ada kabarnya, aku kangen. Aku sering nggak sengaja nemu socmednya, dan aku stalk sampe mampus. 

Dari sana aku tau kalo mereka baik-baik aja. Alhamdulillah kalau kehidupan mereka berjalan dengan baik. Beberapa ada yg sudah bersuami/istri, sudah punya anak, ada juga yang masih tetap sifatnya seperti dulu, ada juga yang berubah drastis. 

Aku suka momen dimana waktu aku lihat mereka di social media, aku langsung ingat memori bersama mereka. Memori yang baik ataupun buruk. Apa aku jadi kesal kalau ingat memori yang buruk? Hmm... no. Ada beberapa memori yang buruk di masa lampau, tapi sekarang aku dan beberapa orang yang ada di memori buruk itu malah berhubungan baik.

Memori yang buruk itu... ya sudahlah. Toh sudah berlalu. Aku sudah memaafkan, dan aku juga sudah meminta maaf sama yang bersangkutan. Ya udah sih, nggak usah dibawa kesel. Kamu bilang benci benci, taunya dimasa depan kamu butuh dia gimana hayo? Kita nggak pernah tau.

You Might Also Like

7 comments

Subscribe